JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946, yang bertepatan dengan dimulainya bulan Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi, merupakan momentum untuk melakukan refleksi diri dan saling menghormati ritual dan tradisi. "Catur Brata Penyepian, waktu yang tepat bagi umat Hindu untuk berkontemplasi. Puasa Ramadhan juga sangat cocok untuk melakukan Muhasabah bagi umat Muslim. Dengan kata lain, keduanya merupakan waktu untuk melakukan refleksi," kata Menag dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Minggu.
Perayaan Hari Raya Nyepi pada Tahun Baru Saka Pada tahun 1946, umat Hindu menyambut Hari Raya Nyepi dengan pawai Taur Agung Kesanga dan Ogo Ogo. Pada saat yang sama, umat Muslim merayakan bulan puasa Ramadan dan Qiyamul Lail.
Menteri Agama mengatakan bahwa Nyepi dan puasa Ramadan merupakan kesempatan yang baik bagi umat Hindu dan Muslim untuk melakukan refleksi.
Umat Hindu melakukan Kathur Burata Penyepian, yang berarti amati jeni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lungan (tidak bepergian), dan amati lulangan (tidak menikmati hiburan dan kesenangan). Umat Muslim berpuasa selama bulan Ramadan.
Dalam semangat introspeksi, saling menghormati sangat penting karena ada perbedaan dalam ekspresi keagamaan. Sementara hari suci Nyepi membutuhkan keheningan, mengisi Ramadan secara aktif sarat dengan ekspresi syiar (keramaian).
"Mari kita saling menghormati dalam menjalankan ritual ibadah dan tradisi keagamaan.
Pawai ogo ogo dan Targhib Ramadan akan berlangsung bersamaan. Menag meminta Kanwil Kemenag bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forkopimda untuk mengorganisir kedua kegiatan tersebut agar dapat berlangsung dengan semangat toleransi.
"Kami berterima kasih kepada Kanwil, FKUB dan Forkopimda yang telah menyelenggarakan Pawai Ogo Ogo dan Targib Ramadan.
"Selamat kepada umat Hindu di seluruh Indonesia yang merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946. Saya berharap umat Hindu terus meningkatkan kualitas diri dalam hubungan kemanusiaan dengan Tuhan, sesama warga bangsa dan lingkungan," ujar Menag.