Yogyakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haider Nasir, berpesan kepada seluruh pimpinan dan petugas haji Indonesia tahun 2024 untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas agar lebih baik dari tahun sebelumnya. "Saya percaya bahwa semua pimpinan dan petugas yang terlibat dalam pengelolaan haji Indonesia akan bekerja dengan penuh dedikasi untuk menyukseskan ibadah haji dalam setiap prosesnya," kata Haider dalam sebuah pernyataan di Yogyakarta, Minggu.



Dia berharap para pejabat negara yang menunaikan ibadah haji dapat memberikan "uswah hasanah" atau contoh yang baik kepada para jamaah. Dengan demikian, lanjut Haider, mereka tidak hanya dapat mengayomi para jamaah haji, tetapi juga memberikan contoh terbaik dalam mengutamakan kepentingan jamaah haji daripada kepentingan diri sendiri dan keluarganya. "Ibadah haji jelas merupakan kontes nilai dan akhlak, di mana keteladanan nilai dan akhlak yang mulia dan baik dari para elit diperebutkan di depan jamaah haji yang mewakili bangsa Indonesia," kata Haider.
Untuk para calon jamaah haji asal Indonesia yang mulai terbang ke Tanah Suci pada hari Minggu (5 Des), Haider mendoakan kelancaran dalam perjalanan, baik pada saat keberangkatan, selama prosesi haji maupun saat kembali ke Indonesia.

Haidar berpesan kepada para jemaah untuk meluruskan niat menunaikan ibadah haji hanya karena Allah.

"Haji adalah proses yang menuntut persiapan mental dan juga fisik, termasuk kesehatan. Seluruh prosesnya dapat dilakukan dengan hati yang tumanina, jika dilandasi dengan keikhlasan, dengan bersumpah kepada Allah.

Beliau juga mengingatkan bahwa haji bukanlah sebuah gelar atau atribut, melainkan rukun Islam yang kelima, yang mengharuskan ketundukan kepada Allah SWT.

"Dilaksanakan untuk mendapatkan ridha dan keridhaan Allah SWT dan melibatkan semua kegiatan yang cermat sesuai dengan syariat Islam dan pelaksanaannya sesuai dengan aturan yang berlaku.



Haedar menyatakan bahwa ibadah haji merupakan pertemuan yang dihadiri oleh jutaan umat Islam dari berbagai negara dengan latar belakang yang beragam. Di sisi lain, pemerintah Arab Saudi dan Indonesia menyediakan semua fasilitas untuk jemaah haji Indonesia, namun tempat ziarahnya terbatas.

"Keterbatasan dan larangan dalam semua proses haji, termasuk Alamina, menuntut adanya rasa persatuan. Jamaah tidak boleh mementingkan diri sendiri. Oleh karena itu, para jamaah haji harus mau mengalah, berbagi, berbelas kasih dan saling membantu. Dalam ibadah haji, ukhuwah islamiyahlah yang harus dipraktikkan.

Beliau mengimbau para jamaah untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji sesuai dengan syariat Islam dan sesuai dengan semua peraturan yang berlaku, baik yang diterapkan oleh pemerintah Arab Saudi maupun pemerintah Indonesia.

Haidar mengingatkan para jamaah untuk melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk sesuai dengan syariat dan Sunnah Nabi.

Dia menyerukan toleransi (tanawu) terhadap perbedaan cara agar jamaah tidak saling menyalahkan ketika ada perbedaan cara dalam melaksanakan ibadah yang bersifat khilafiyah.

"Tetapi belajarlah beribadah sesuai dengan Sunnah Nabi tanpa menekankan perbedaan. Setelah itu, ambillah makna dan fungsi haji dengan sebaik-baiknya agar tujuan untuk memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya tercapai demi meraih kemabruran yang diridhoi Allah. Lakukanlah ibadah haji dengan khusyuk, hindari hal-hal yang tidak diperlukan dalam ibadah haji dan berharap kepada Allah untuk memenuhi tujuan ibadah haji.

Menurut Haider, mencapai haji mabrur berarti kebaikan utama tertanam selama prosesi kembali ke tempat masing-masing.

Menurut Haider, mabrur adalah semua kebaikan yang digariskan dalam syariat Islam dan merupakan kebaikan umum yang dibenarkan oleh syariat.

Oleh karena itu, menurutnya, haji mabrur tidak hanya penting saat prosesi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari setelahnya. "Jika selama ibadah haji dilarang mengucapkan kata-kata rafats (kotor), husukh (tidak konsisten, mengadu domba), dan jadal (bertengkar), maka dalam kehidupan sehari-hari setelah ibadah haji juga tidak boleh melakukan akhlak yang tidak terpuji tersebut, termasuk dalam media sosial dan pertemuan sosial lainnya," katanya. katanya.

Haedar meyakini bahwa semakin banyak umat Islam yang menunaikan ibadah haji, maka akan semakin sedikit korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, perusakan sumber daya alam, dan semua perilaku buruk lainnya yang terjadi di negara ini.